Pages

Jumat, 09 Agustus 2013

Makna Kalimat سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Monday, 15 April 2013
Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian XV
Makna Kalimat سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Senin, 15 April 2013


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ لِي أَسْمَاءَ أنَا مُحمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَ أَنَا الْمَاحِي الَّذِيْ يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الكُفرَ ، وأنا الحَاشِرُ الَّذي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِيْ ، وأنَا العَاقِبُ. (صحيح البخاري)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha melimpahkan keluhuran dan kemuliaan, yang kesemua kenikmatan, keagungan, kesucian dan kebahagiaan dunia dan akhirat berpadu pada rahmat Allah subhanahu wata’ala, dimana rahmat Allah subhanahu wata’ala begitu banyak dan tidak terhitung, dan rahmat yang terbesar adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Di malam hari ini kita dalam pembahasan luhur, dimana kita masih akan membahas tentang nama-nama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang telah kita baca riwayat Shahih Al Bukhari ; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki banyak nama, yang diantaranya adalah Muhammad, Ahmad, dan Al Maahi yang bermakna yang menghapus (kekufuran), dimana kekufuran terhapus dan sirna dengan dibangkitkannya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi. Adapun makna kufur adalah menolak atau berpaling dan melepaskan diri dari tuntunan rahmat Allah subhanahu wata’ala. Dan perbuatan-perbuatan yang mengandung kekufuran sering diperbuat oleh kaum muslimin sekalipun, namun perbuatan tersebut tidak menjadikan mereka keluar dari Islam, akan tetapi hal tersebut merupakan dosa besar. Adapun diantara tuntunan luhur itu seperti shalat 5 waktu, berbakti kepada kedua orang tua dan lainnya, maka benahilah hal-hal tersebut dalam kehidupan kita di dunia, dimana setiap detik yang telah berlalu tidak akan pernah terulang kembali selama-lamanya, sehingga renungan-renungan di dalam kehidupan sangatlah penting, yaitu renungan untuk mencari jalan menuju keselamatan dari samudera kegelapan, kehinaan, kesusahan dan rintangan-rintangan dalam kehidupan, maka temuilah dan ikutilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Samudera rahmat Allah subhanahu wata’ala yang berpijar cahayanya memenuhi jiwa seseorang dan mengangkat derajatanya dari sehina-hina kedudukan menuju pada kedudukan yang sangat mulia. Maka barangsiapa berpaling dari tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana tuntunan beliau senantiasa mengajak kita untuk megingat Allah subhanahu wata’ala, mengajak kita untuk lebih mengenal dan mencintai Allah subhanahu wata’ala, mengajak kita untuk disayangi Allah subhanahu wata’ala dan dimuliakan Allah subhanahu wata’ala di dunia dan akhirat.
Hadirin yang dimuliakan Allah Sebagian dari nama-nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagian telah kita bahas pada majelis-majelis yang lalu. Disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim bahwa nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berjumlah 1000 nama, maka dalam setiap huruf hijaiyyah terdapat lebih dari 30 nama.
Di majelis yang lalu dalam pembahasan tentang nama-nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kita sampai pada huruf ‘Ain (ع), yang diantara nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah عزيز : ‘Aziiz, yang memiliki makna luas, dimana jika dinisbatkan pada dzat Allah subhanahu wata’ala maka nama العزيز : Al ‘Aziiz bermakna Yang Maha Berwibawa, namun jika dinisbatkan kepada makhluk maka bermakna orang yang berwibawa dan tidak membutuhkan bantuan makhluk yang lainnya, serta yang tidak mau memberatkan orang lain. Dan makhluk yang paling berwibawa adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beruntunglah orang yang banyak bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan kerugian besar bagi yang tidak mau bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallm.
Dalam hadits yang tadi kita baca, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan di dalam Fath Al Baari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa kalimat الماحي : Al Maahi yang dimaksud adalah yang menghapus kekufuran atau yang menghapus dosa-dosa dengan hak syafaat yang pertama kali diberikan Allah subhanahu wata’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka tumbuhkanlah cinta kepada sang nabi di hati kita maka akan sirna sifat-sifat yang hina dari hati kita seperti sifat dusta, iri , sombong riya dan lainnya, ketika cahaya cinta kepada sang nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam terbit di dalam jiwa kita maka akan muncul sifat-sifat luhur di dalam jiwa, sehingga terkadang tanpa disadari kita menyukai suatu perbuatan, yang ternyata hal tersebut adalah perbuatan yang juga disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian Allah subhanahu wata’ala menerangi jiwa hamba-hambaNya dengan cahaya akhlak-akhlak luhur dan mulia lahir dan bathin yang membawa pada kebahagiaan di dunia dan akhirat, kemudahan di dunia dan akhirat, keluhuran di dunia dan akhirat, kesucian di dunia dan akhirat, karena kesemua itu dibawa oleh sang pemimpin makhluk di dunia dan akhirat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Allah subhanahu wata’ala mengumpulkan manusia dibelakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan di dalam Fath Al Bari bisyarh Shahih Al Bukhari makna kalimat “ Anaa Al Haasyir ; Aku yang mengumpulkan”, adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang pertama dibangkitkan oleh Allah subhanahu wata’ala kemudian semua manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di belakang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam makna yang lain yaitu bahwa semua manusia dikumpulkan di bawah telapak kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan seseorang yang memulikan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia juga memuliakan Allah subhanahu wata’ala, sebaliknya dengan memuliakan orang-orang yang hina dan selalu melakukan perbuatan maksiat maka ia telah memuliakan syaitan. Maka selayaknyalah bagi kita untuk memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan semoga bumi Jakarta ini menjadi pelopor dalam memulikan dan mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana hal tersebut adalah obat yang paling mujarab untuk mengobati kerusakan yang menimpa generasi muda dan generasi yang akan datang jika mereka mengidolakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan terbit dalam jiwa mereka cinta kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling ramah, cobalah sesekali kita renungkan dihadapan kita ada seorang yang paling ramah, paling baik, paling dermawan, dan paling pemaaf dari seluruh makhluk Allah subhanahu wata’ala, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa tidak ada seorang pun orang yang paling banyak tersenyum dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sekalipun terhadap seseorang berbuat jahat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tetap akan tersenyum kepadanya, dan semakin seseorang berbuat zhalim kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau semakin berlemah lembut kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari huruf Ghain (غ) diantaranya adalah غالب : Ghaalib (yang menang), sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ ( المائدة : 56 )
“ Dan barang siapa menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (kelompok) Allah itulah yang pasti menang”. (QS. Al Maaidah : 56 )
Adapun pemimpin orang-orang yang menang adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan kemenangan tersebut adalah kemenangan di dunia dan di akhirat. Yang mana jika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mundur atau tidak melawan terhadap musuh, hal tersebut adalah karena kesabaran beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bukan karena beliau merasa takut atau lemah, karena beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang terkuat dari seluruh makhluk Allah subhanahu wata’ala. Dimana tidak ada satu makhluk pun yang mampu berhadapan dengan dzat Allah subhanahu wata’ala kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana nabi Musa As yang memohon untuk melihat Allah subhanahu wata’ala, dalam firman Allah subhanahu wata’ala :
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ ( الأعراف : 143 )
“Dan ketika Musa datang untuk (munajat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, Musa berkata : "Ya Tuhanku, nampakkanlah (dzat-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu". Tuhan berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi lihatlah gunung itu, jika ia tetap di tempatnya, niscaya engkau dapat melihat-Ku". Ketika Tuhannya menampakkan (keagungan dzat-Nya) kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur lebur dan Musa pun terjatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman". ( Al A’raaf : 143 )
Dalam tafsir yang lainnya disebutkan bahwa gunung itu terpendam ke dalam bumi dan tidak akan pernah lagi muncul hingga hari kiamat, ketika satu tabir kewibawaan Allah subhanahu wata’ala disingkap, karena takutnya dari kewibawaan Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana dijelaskan di dalam tafsir Al Imam Qurthubi dan tafsir lainnya bahwa Allah subhanahu wata’ala mempunyai 70 tabir yang mengahalangi pandangan makhluk, dan ketika satu tabir kewibawaan tersingkap maka gunung itu pun hancur lebur dari takutnya terhadap kewibaan Allah subhanahu wata’ala. Namun 70 tabir itu tersingkap untuk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Akan datang waktunya hari perkumpulan di padang mahsyar dimana ketika itu matahari berada sejengkal di atas kepala namun tidak lagi memancarkan cahaya, sehingga keadaan padang mahsyar gelap gulita namun cahaya (keadilan) Allah subhanahu wata’ala menerangi bumi, sebagaimana firman-Nya subhanahu wata’ala : “ Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya”. ( QS. Az Zumar : 69 ) Dan keadaan manusia di saat itu ada diantara mereka yang dibutakan pandangannya oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga tidak dapat memandang Allah subhanahu wata’ala karena selama hidup di dunia ia berpaling dari dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (طه : 124 )
“Dan barang siapa berpaling dari mengingat-Ku (peringatan Allah) , maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". ( QS. Thaaha : 124 )
Demikianlah keadaan orang-orang yang terlewatkan kehidupannya bertahun-tahun namun tidak pernah mengingat Allah dan tidak pernah merindukan Allah subhanahu wata’ala, dan tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa suatu saat akan dipanggil namanya untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ (الإنفطار : 6 )
“ Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”. ( QS. Al Infithaar : 6 )
Sungguh tidak ada yang lebih Pemurah kepada kita dari Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana seleuruh anggota tubuh kita ini tidak ada seorang pun yang mampu memberinya kepada kita. Dan Allah Maha Memberi sebelum diminta, berapa banyak hajat yang diberi oleh Allah sebelum diminta oleh seorang hamba, Dia lah Yang Maha Dermawan yang anugerahnya tiada henti-hentinya mengalir kepada hamba-hambaNya. Dan dalam hadits di atas disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Al ‘Aqib yang diantara maknanya adalah bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi yang terakhir.
Selanjutnya nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf Fa’ (ف) adalah فاضل : Faadhil (orang yang mulia), kemudian nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf Qaf (ق) diantaranya adalah ق : Qaaf atau قوي : Qawii (orang yang kuat), sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang kuat. Disebutkan bahwa dahulu di kota Makkah ada seorang yang sangat kuat dan jago berkelahi serta tidak dapat terkalahkan, ia bernama Rukana, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya : “Wahai Rukana, aku akan menjatuhkanmu (mengalahkanmu), maukah engkau beriman setelah itu”, maka lelaki itu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ engkau hendak mengalahkan aku?!, sedangkan engkau adalah seorang yang tidak pernah beradu dengan yang lain”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengulang kembali perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, namun Rukana tidak menjawabnya dan langsung ia menyerang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, lantas lelaki itu pun terjatuh. Kemudian Rukana kembali bangkit dan meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengulanginya lagi, maka Rukana kembali menyerang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan kembali dijatuhkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Rukana meminta kesempatan satu kali lagi untuk melawan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali berkata : “jika engkau kujatuhkan apakah engkau akan beriman”, maka Rukana tidak menjawab namun langsung menyerang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan serangan yang sangat kuat, akan tetapi Rukana kembali dijatuhkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih kuat lagi sehingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri namun tetap rebah dan pasrah atas permintaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berlemah lembut namun Allah subhanahu wata’ala memberi kekuatan lebih kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang mana kekuatan yang lebih itu tidak diberikan kepada makhluk selain beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan huruf Kaf (ك) diantara nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah كريم : Kariim (orang yanga dermawan), dimana tidak ada yang lebih dermawan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali sang pencipta Allah subhanahu wata’ala. Dan huruf Lam (ل) yang mana salah satu diantaranya adalah لطيف : Lathiif (yang berlemah lembut), dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menangis ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat Al qur’an yang menyebutkan bahwa nabi Musa As berlepas diri dari ummatnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ( المائدة : 118 )
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. ( QS. Al Maaidah : 118)
Kemudian malaikat Jibril mendatangai beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “wahai Muhammad, apa yang membuatmu menangis?”. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjwab : “Aku tidak dapat berlepas diri dari ummatku yang berbuat dosa, sebagiamana nabi Musa yang berlepas diri dari ummatnya yang tidak beriman”.
Adakah idola yang lebih pantas untuk menerangi jiwamu melebihi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mencintai kita yang sebagai ummatnya, baik yang sudah berjumpa atau belum berjumpa dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, karena semua ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kelak akan masuk ke dalam surga dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, atau dengan syafaat yang telah dibagi-bagikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh merugilah orang yang masuk ke dalam surga dengan melewati siksa kubur terlebih dahulu. Kemudian huruf Mim (م) adalah محمد : Muhammad (yang banyak dipuji). Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah subhanahu wata’ala mengabulkan hajat-hajat kita di dunia dan akhirat, dan menjauhkan kita dari segala musibah zhahir dan bathin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates